Rabu, 22 Desember 2021

BERSAKSI KEPADA ALLAH BUKAN BERSATU DENGAN ALLAH




"Bersyahadat yang benar yaitu menjadi saksinya Allah bukan bersatu dengan Allah".
Paham Wahdatul wujud akan mengatakan bersyahadat yang benar itu " Allah menyaksikan Allah bukan jiwa yang menyaksikan Allah " jika jiwa menyaksikan Allah mereka katakan masih ada makhluk, bersyahadat itu meniadakan selain Allah. Jawab saja ketika kita sadar Allah maka yang ada hanya Allah yang kita sadari yang kita saksikan, anda mengatakan masih ada mahluk karena anda sedang berpikir bukan sedang menyadari" ============================================= "Ana Al Haq atau akulah Tuhan itu mengaku Tuhan karena egonya belum zero" ============================================= "Saya bersaksi bahwa Allah meliputi segala sesuatu, bukan aku bersatu dengan yang meliputi segala sesuatu" ============================================= "Ketika kita mengikuti kehendak Allah berarti kita telah bersatu dalam kehendak-Nya, maka sadarilah Allah dalam setiap perbuatan kita " ============================================ "Kalau anda bersatu dengan Tuhan coba cari siapa yang menyaksikan anda bersatu dengan Tuhan" Paham wahdatul wujud itu meninggalkan sholat dan aliran yang memang tidak mengikuti syariat. Kadang-kadang paham ini digunakan untuk tameng, mereka mengatakan orang yang sholat itu levelnya di bawah mereka, orang sholat tingkatannya lebih rendah. ============================================= Sebenarnya itu proses psikologis, ketika seseorang mendekat kepada Allah, kalau memang tujuannya benar-benar mendekat kepada Allah. Orang yang mendekat kepada Allah pada level-level tertentu, ketika dia mendekat egonya masih ada maka ke-Akuannya masih ada. Pengakuan yang mengaku dirinya telah bersatu itu karena egonya masih ada padahal dalam Islam adalah memfanakan ego sehingga menjadi saksi. ============================================ Dalam dzikir napas pengakuan ego itu dihilangkan, ketika napas keluar egonya dihilangkan dengan berserah diri, tarik napas huu napas keluar Allah. Kalau sudah maka kita akan mengalami fana, ketika fana itulah Nafi isbat yaitu peniadaan semua, yang ada adalah Allah, peniadaan kekuatan, yang ada adalah kekuatan Allah. 💨=========================================== Belajar spiritual dengan dzikir napas itu kita tidak akan wahdatul wujud atau manunggaling kawulo gusti tapi kita akan wahdatul syuhud atau penyaksian kepada Allah dan itulah yang kita sebut dengan bersyahadat, kebersaksian kepada Allah. Memang nggak ada, yang nggak ada itu siapa ? Egonya bukan jiwa/diri sejatinya yang nggak ada. Kalau jiwanya nggak ada lalu yang menyaksikan siapa ? Yang menyaksikan kalau dirinya sudah nggak ada itu siapa ? Yang menyaksikan itu tetap ada, itulah yang namanya jiwa atau diri sejati,itulah yang namanya jiwa atau diri sejati, nggak akan hilang yang hilang adalah ke-egoannya.
🙏🙏✍️ 
Repost.
TG.
Bp.Setiyo Purwanto Dzikir Nafas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ilmu Spiritual Indonesia

ANTARA MURID THORIQOH DAN SANG MURSYID

Amaliyah thoriqoh atau tarekat adalah amaliyah dzikir yang diturunkan dari guru atau mursyid satu ke mursyid berikutnya. setiap murid yang m...

Kajian syariat,tarikat,hakikat dan makrifat