Mengenal diri sebenar diri

UNTUK APA MENGENAL DIRI?
Sebuah filsafat bangsa Arab yG telah ada semenjak zaman Nabi Ibrahim as, yG berbunyi man arafah nafsahu, faqad arafah rabbahu, barangsiapa yG mengenali dirinya, orang itulah yG dapat mengenali Tuhannya. Dengan kata lain, bila tidak kenal akan diri mustahil akan kenal dengan Tuhan. Namun, demikian banyak orang2 yG mengklaim bahwa dia telah mengenal Tuhan, padahal pengetahuannya baru sebatas nama2 dan sifat2 Tuhan beserta firman2 yG diturunkan.
Dengan mengenal diri, kita akan kenal dengan Tuhan (Allah) apabila kita telah kenal dengan Tuhan, tentu keyakinan kita dapat mencapai Haqqul Yaqin. Dengan mengenali Tuhan kita dapat beribadah dengan khusu'.
👉Diri mana yG harus kita kenal?
Diri yG harus dikenali/diketahui adalah diri yG menjadi awal kejadian kita. Bahkan lebih jauh lagi, yaitu awal dari kejadian alam semesta. Seperti yG diterangkan di dalam QS.Annisa:1 yG artinya Hai manusia, takutlah kamu kepada Tuhanmu yG telah menjadikan kamu dari pada diri yG satu (nafsik wahidah) dan menjadi isteri daripadanya dan dari keduanya berkembang biaklah laki2 dan perempuan yG banyak.. dan seterusnya.
Diri yG satu (nafsik wahidah) inilah yG harus dikenali, karena diri yG satu ini sangat dekat dengan Tuhan, bahkan dapat dikatakan sisi bersisi dengan Tuhan, ibarat teh, apabila diminum air, akan terminum teh, apabila diminum teh akan terminum air. Kedekatan seperti itu disebut ma'akum.
Oleh karena itu Tuhan mengatakan, dimanapun kamu berada disitu aku berada atau dimana ada kamu di situ ada Aku.
👉Siapakah diri yang satu itu?
Jika direnungkan dan diamati dengan cermat QS.Annisaa': 1 tersebut di atas, jelas bahwa secara zahiryah nafsik wahidah itu adalah Adam sebagai pembawa bibit agar manusia dapat berkembang biak.
Kemudian Adam (Nabi Adam,bukan Gus Adam),menjadikan isterinya (tempat untuk tumbuh bibit) yaitu Siti Hawa. Dari keduanya berkembang biaklah anak cucu Nabi Adam yG sangat banyak.