Secara individu bangsa jin daratan adalah yang paling tinggi kekuatannya, ada yang sampai puluhan ribu kali kesaktiannya Ibu Kanjeng Ratu Kidul, tetapi kesaktian jin daratan sangat bervariasi, ada yang rendah sekali, ada yang tinggi sekali. Dan secara rata-rata kekuatan bangsa jin udara lebih tinggi dibandingkan rata-rata kekuatan bangsa jin daratan.
Jin udara berkedudukan di udara, + 1 km di atas daratan atau laut.
Dari sisi perwatakannya, sebagian besar mereka termasuk mahluk halus golongan putih.
Dari sisi perilakunya bangsa jin udara lebih "kalem", dan keberadaan mereka relatif lebih "aman" bagi manusia dibandingkan jin air.
Sama seperti jin daratan dan jin air, jin udara juga banyak yang membentuk komunitas atau bahkan kerajaan yang dalam cerita dongeng sering disebut "kerajaan langit", 'kerajaan awan' atau 'kerajaan atas angin'.
Keberadaan komunitas jin udara berpengaruh sekali terhadap kondisi cuaca di bumi. Mereka suka sekali membentuk sekumpulan awan, sehingga tempat tinggal mereka menjadi lebih teduh dan tenang. Kecuali yang berbentuk kerajaan, komunitas mereka sering berpindah tempat, sehingga kondisi cuaca di bumi juga ikut berubah-ubah.
Keberadaan komunitas jin udara ditandai dengan adanya muatan listrik. Di posisi langit yang berawan atau mendung dan bermuatan listrik tinggi bisa dipastikan bahwa disitu sedang berkumpul banyak jin udara. Bila awan atau mendungnya tidak bermuatan listrik kemungkinannya itu hanyalah awan biasa saja, bukan tempat berkumpulnya jin udara. Terjadinya hujan biasanya bersifat alami. Bangsa jin udara hanya mengumpulkan awan saja supaya lingkungan mereka terasa teduh, tidak gersang, tapi sesudahnya bisa juga menjadi hujan.
Bila di angkasa sedang terjadi pertarungan antara suatu komunitas jin udara melawan komunitas yang lain, apalagi di wilayah udara yang sering sekali terjadi perebutan kekuasaan antar komunitas jin udara, biasanya lokasinya di atas laut, masih dekat dengan daratan (tidak di atas lautan), sering sekali di lokasi pertarungan itu terbentuk awan yang tebal dan bermuatan listrik tinggi. Udaranya sangat padat bertekanan, bisa menghisap benda apapun yang melintas di dekatnya, bisa juga menghempaskannya. Para pilot sebaiknya mengenali jenis awan itu, karena kondisi awan yang seperti itu sangat membahayakan penerbangan. Bila pertarungannya terjadi di ketinggian yang rendah seringkali perbenturan energi mereka memunculkan gelombang angin badai dan puting beliung.
Kebanyakan jin udara bergolongan putih dan suka sekali mandi sinar bulan purnama. Pada saat malam bulan purnama, mereka akan menyingkirkan awan yang menutupi sinarnya, sehingga mereka bisa bebas mandi cahaya bulan purnama. Biasanya itu dilakukan pada pk. 21.00 s/d. pk. 24.00.
Wujud jin udara kebanyakan adalah seperti dalam film "Harry Potter", yaitu berkerudung dan berjubah hitam, tubuh dan wajahnya gelap tidak kelihatan, dan tidak berkaki. Banyak juga yang jubahnya lebar seperti sayap kelelawar. Ada juga yang sosok wujudnya seperti gulungan angin dan sekumpulan besar dari mereka dapat memunculkan pusaran angin besar (tornado) atau memunculkan gelombang angin badai dan puting beliung.
Selain itu ada banyak jin udara, umumnya adalah yang sosoknya seperti manusia, yang membentuk kerajaan jin udara. Di atas kota Jakarta ada banyak kerajaan jin udara, sehingga keberadaan mereka dan keberadaan komunitas mahluk halus jin udara lainnya membuat cuaca di kota Jakarta seringkali tidak menentu.
Ada juga jin udara yang sosoknya seperti binatang, kebanyakan wujudnya bersayap, misalnya ular bersayap, ular naga bersayap, harimau bersayap, kuda bersayap, burung-burung seperti garuda atau rajawali besar, dsb, kebanyakan tinggal di sekitar komunitas kerajaan jin udara.
Salah satu contoh jin udara yang berwujud ular bersayap adalah 2 jenis ular gaib yang panjangnya + 50 cm, kepalanya seperti naga, bersayap di bagian insangnya (seperti ikan terbang) dan memiliki sirip di sepanjang punggungnya seperti ikan lele.
Ke 2 jenis ular ini bisa dikatakan setengah mahluk halus dan setengah mahluk nyata. Dalam artian, ke 2 jenis ular ini sebenarnya adalah jenis mahluk halus, tetapi mereka dapat dengan seketika berubah wujud menjadi ular sungguhan seperti di dunia manusia.
Dalam kondisi gaibnya ular-ular ini dapat dengan seketika melesat cepat sekali, berbunyi keras dan terlihat menyala menyambar seperti petir / kilat. Ketika fisiknya berubah menjadi ular sungguhan, ular-ular ini dapat terbang cepat seperti meteor-meteor kecil di langit dan tampak sinar energinya berwarna putih kebiru-biruan. Ke 2 jenis ular ini memiliki bisa yang kekuatannya jauh lebih kuat dibandingkan bisa ular-ular di bumi.
Ular-ular tersebut di atas, jenis yang pertama tubuhnya berwarna hitam, biasa disebut ular gundala. Ular ini memiliki bisa yang sangat mematikan, jauh sangat mematikan dibandingkan bisa ular kobra. Jenis ular inilah yang sering digunakan sebagai senjata oleh Batara Indra untuk ditangkap dan dilontarkan kepada lawan-lawannya. Batara Indra adalah Dewa berwatak keras yang diserahi tanggung jawab urusan keamanan kahyangan.
Jenis ular yang kedua tubuhnya berwarna coklat, biasa disebut ular gundala seta. Ular ini memiliki bisa yang berlawanan sifat dengan bisa ular gundala, yaitu menawarkan racun. Kekuatannya sebagai penawar racun sangat kuat, bahkan dapat menawarkan racun ular gundala yang sangat mematikan itu. Dulu para Dewa sering memanfaatkan bisa ular jenis ini untuk menyembuhkan seseorang yang sedang sakit keras.
Ada satu ular gundala seta yang dulu pernah tertangkap oleh tangan Ki Ageng Sela ketika kaget ada petir di siang bolong menyambar di dekatnya ketika ia sedang berada di sawah. Ki Ageng Sela memang terkenal sebagai orang sakti yang dapat bergerak cepat sekali. Di dalam genggaman tangannya petir itu tiba-tiba berubah menjadi seekor ular coklat. Dengan refleks ular itu dibantingnya hingga menancap di lumpur sawah. Untunglah bagian kepala ular itu tidak sampai hancur, sehingga setelah dipelajari selanjutnya, setelah bisa ular itu dikristalkan, diketahuilah bahwa bisa ular itu bersifat penawar racun dan dapat menawarkan racun segala jenis racun binatang berbisa, termasuk juga menawarkan racun dari keris dan tombak.
Jenis ular gundala seta ini dalam bentuk gaibnya sering menyambar ke bumi sebagai petir. Bila menyambar pohon, batang pohon itu akan pecah / tumbang, tetapi di bagian pohon yang tersambar petir itu tidak ada tanda-tanda gosong kehitaman seperti layaknya pohon yang tersambar petir biasa. Tubuh ular itu sendiri kemudian berubah wujud menjadi sebuah batu yang besarnya kira-kira sekepalan tangan bayi. Bentuknya seperti gigi taring (salah satu sisinya meruncing). Biasanya batu itu menancap / tergeletak di dekat pohon yang tersambar petir itu. Batu itulah yang sering disebut mustika untu bledheg (gigi petir). Kegunaannya adalah sebagai penawar racun dan obat berbagai macam penyakit (seperti batu ajaib dukun cilik Ponari). Tetapi mungkin kekuatannya sebagai penawar racun tidak sebaik bisa ular aslinya yang dikristalkan.
Ada sosok lain jin udara yang berwujud seekor naga besar bersayap dan berkaki empat, seperti naga Cina. Warnanya merah gelap mengkilap keemasan. Panjangnya + 5 km dari kepala sampai ujung ekornya. Kekuatan gaibnya kira-kira 20 kali lipat kesaktiannya Ibu Ratu Kidul. Kami menyebutnya 'Naga Langit'.
Naga ini terbang berkeliling ke seluruh penjuru bumi. Naga inilah yang sering memberi tanda di langit berupa segaris panjang awan putih, atau bentuk awan lain, di atas lokasi di bumi yang akan terjadi gempa bumi besar atau bencana alam besar lainnya.
Pasangan dari Naga Langit ini adalah seekor naga gaib di bumi yang wujudnya mirip dengan Naga Langit, tetapi tidak bersayap. Kami menyebutnya "Naga Bumi" atau 'Naga Gini'. Naga Gini posisinya + 200 meter di bawah tanah. Naga Langit dan Naga Gini selalu bergerak beriringan, satu di atas, satu di bawah, melintasi daratan dan lautan. Kemanapun arah mereka pergi, selalu pulau Jawa sebagai posisi awal.
Ada juga sekawanan jin udara berwujud 5 ekor burung besar berwarna coklat. Bila sedang hinggap di tanah, pemimpinnya, yang paling besar badannya, tingginya + 12 meter. Kesaktiannya masing-masing kira-kira 20 kali lipat kesaktiannya Ibu Ratu Kidul. Mereka selalu terbang beriringan di atas pulau Jawa, bolak-balik dari ujung barat sampai ke ujung timur pulau Jawa, berpatroli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar